Dulu, kita mengenal jemuran dari bambu untuk menjemur pakaian. Kalau istilah jawanya "tlawungan". Bentuknya lebih mirip gawang sepakbola. Ada juga yang hanya sebatang bambu yang digantung menggunakan dua utas tali pada atap samping rumah. Jemuran bambu pun ada yang dibuat agar dapat dilipat dan dipindahkan (bukan permanen).
Akibat pergeseran jaman, demi mengejar kepraktisan dan daya tahan lama, bambu pun digantikan dengan jemuran yang berbahan dari logam, seperti: alumunium dan stainless. (Credits)
Pada umumnya, jemuran sendiri terdiri atas dua jenis; yang pertama adalah jemuran biasa, yang kedua adalah jemuran dinding.
Jemuran biasa.
Jemuran stand umum dijumpai di sekitar kita, baik berupa jemuran handuk ataupun jemuran besar.Jemuran handuk memiliki bentuk yang beraneka ragam. Ada yang dapat dilipat, dipanjang-pendekkan, berbentuk bulat, bisa diatur kemiringannya, dll. Jemuran handuk lazimnya disebut rak handuk. Diantaranya: Jemuran Handuk Narita, Rak Handuk Sakura, Rak Handuk Garuda, Rak Handuk/Towel Stand Nagata, Rak Handuk Alpha, Rak Handuk Lotus, Capstok Jepang, Capstok Hongkong, dll.
Capstok Jepang |
Jemuran Alpha B |
Jemuran P9 Kombinasi |
Jemuran Hongkong |
Jemuran dinding.
Jemuran ini menggunakan dinding sebagai tumpuan kekuatan sekaligus penyangga beratnya. Bentuknya yang dapat dilipat membuat jemuran ini sangat praktis, khususnya untuk menghemat ruangan yang sempit. Namun, jemuran dinding memiliki batas berat baju yang dijemur di atasnya, yakni maksimal 10kg.