Senin, 03 Desember 2012

Filled Under:

Rak Piring

Mencuci piring erat kaitannya dengan kebersihan.
Sehari, rata-rata kita makan 3x. Jika di rumah terdapat 4 orang, berarti dalam sehari ada selusin piring yang kotor, itu belum termasuk mangkok dan piring lain yang dipakai untuk tempat lauk.
Membicarakan piring, maka fikiran akan melambung ke rak piring.
Semakin banyak anggota keluarga di rumah, semakin banyak piring yang pastinya digunakan, sesering apapun kita makan di luar rumah.
Semakin banyak piring, maka rak piring yang di butuhkan tentunya yang bisa menampung banyak piring.

Berbicara mengenai piring, saya kerap ingat sebuah puisi yang ikut menentukan kelulusan SMA saya setaun silam lebih..

PIRING 
Mencuci piring ini, terbayang juga sisa
makan hati nembus malam samudera.
Bekas sabun ini, melekat juga kenangan
berembun: otak yang hancur sehabis lapar
berdentum!
Memecah piring ini, terbayang juga sisa
Pesawat tak bernama nembus cakrawala. Lepas
alun ini, masih saja gelombang lain beralun
beling dan belang subur nyerap dalam belum!
Aku debu beling debu belang, di sini dan ini
Otakku penuh sabun. Tapi tak juga tercuci daki.
Dan pada mesin waktu masih kudengar nyanyi nasi.
Dalam piring rindu kunyahan gigi. Lalu sunyi:
( Hamid Jabar )


Lalu apa hubungannya semua ini?
Setelah saya merenung sejenak, betapa beruntung dan sialnya piring itu...
Dia terkubang dalam noda yang memang itu "takdir"-nya, di sisi lain, dia akan bersih seperti semula seolah tanpa bekas..
Bisakah kita "seperti itu" ?
(^_^



^
#1Spirit!
^^