Pada tahun 1902, James Dewar memiliki bayi, dan dia menghadapi masalah menyangkut minuman untuk bayinya. Ia ingin bayinya selalu meminum susu yang masih hangat, namun mempertahankan susu agar hangat dalam waktu lama merupakan masalah sulit pada waktu itu.
Akhirnya, James Dewar mengatasi masalah itu dengan menciptakan botol vakum, yaitu wadah dari kaca
berdinding ganda, dengan ruang di antara dindingnya dikosongkan dan ditutup rapat-rapat untuk mencegah agar panas tidak menjalar, sementara dinding sebelah dalam botol tersebut dilapisi perak untuk mempertahankan panas. Botol vakum itulah yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya thermos.
Meski botol vakum ciptaan James Dewar mampu mempertahankan temperatur isinya, sehingga tetap panas hingga beberapa jam, namun ibu mertuanya meragukan hal itu. Karenanya, si ibu mertua kemudian membuat rajutan wol yang ditujukan untuk menutup atau menyelimuti botol vakum itu, sehingga kekuatannya dalam mempertahankan panas lebih “meyakinkan”.
Penutup yang diselimutkan pada botol vakum itu kemudian menjadi cikal bakal penutup serupa yang sampai sekarang masih banyak digunakan orang untuk menutup teko-teko teh dengan tujuan untuk mempertahankan temperatur panas pada teko. Sementara botol vakum buatan James Dewar dan penutup wol buatan mertuanya sampai sekarang dapat dilihat di Museum Ilmu Pengetahuan, di London.